Saat ini pengumpulan data luas panen padi dan palawija masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan menggunakan daftar isian Statistik Pertanian (SP) dan pada hasil pandangan mata petugas (eye estimate). Metode ini mudah untuk di terapkan tetapi memliki kekurangan yaitu rendahnya akurasi data dan waktu pengumpulan data yang cukup lama.
Dukungan untuk perbaikan metodologi pengumpulan data pertanian telah datang dari berbagai pihak, diantaranya Forum Masyarakat Statistik (FMS) dan Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia. FMS mengajukan usulan penggunaan aplikasi secara luas metode estimasi produksi padi melalu Kerangka Sampel Area (KSA) yang mengintegrasikan data spasial dan data lapangan dengan menggunakan teknologi komunikasi digital yang lebih objektif.
KSP mengajukan usulan untuk membangun kerangka sampel di seluruh provinsi di Indonesia untuk dapat menghasilkan data statistik produksi padi yang akurat dan sangat dibutuhkan untuk pengambilan eputusan pemerintah secara tepat untuk menjaga ketahanan pangan rakyat, khususnya :
kebijakan cadangan beras pemerintah,
impor beras,
dan stabilisasi harga beras.